Rabu, 13 April 2016

Dualis Imajiner

Malam ini,
Aku menengadah searah bintang yang hilang terselimut awan.
Menatap jauh kedalam raga yang tak pernah bernyawa.
Begitu pekat,hitam tak bermuara.

Malam ini,
Ketika langit tak memberi celah bagi sang bulan untuk menyinari bumi yang tak tersorot matahari.
Ketika hujan terlalu deras turun membasahi dinding kelopak yang kian merapuh.
Ketika angin terlalu kencang menyapu sisa daun yang jatuh menua.

Kau,apakah kau masih disana dengan janji yang dulu kau beri padaku hingga kau berikan pula pada hangatnya pelukan lain?!
Ketika sebatang ranting tua terjatuh dari pohon,terbakar menjadi abu hingga kemudian perlahan hilang,masihkah kau akan memeluk mimpi yang sama dengan cerita yang lain?!

Malam,seperti ini,
Ribuan derap hentakan setiap langkah bahkan terdengar serupa.
Meninggalkan jejak tanpa arah tujuan.
Membiaskan harapan bahwa kemarau takkan datang esok hari.

Malam ini,masih akan terulang esok hari.

Bandung ,13 April 2016